Rabu, 20 Mei 2009

Pancasila Buddhis

Dalam kehidupan sehari-hari umat Buddha melakukan aktivitas tentunya menemukan beragam masalah dan sesuatu hal yang kadang membuatnya menambah bahagia. Namun kadang menambah penderitaan.Agar kehidupan manusia terarah maka perlu adanya pegangan keyakinan yang kuat dan kontrol diri. Sehingga setiap melangkah ada garis pembatas mana yang baik dilakukan dan mana yang tidak baik.

Secara umum manusia mengenal etika kemoralan atau tata krama dalam pergaulan hidup. Didalam agama Buddha dikenal dengan latihan kemoralan untuk para upasaka/ upasika yang berjumlah lima sila yang disebut pancasila. Lima sila ini di kenal sebagai prinsip dasar agama Buddha. Merupakan hal yang biasa bagi umat Buddha untuk mengucapkan sila ini pada saat puja bhakti. Setiap umat Buddha hendaknya menyadari pentingnya sila, dan apa yang mereka pikirkan tentang sila.

Dalam agama Buddha, dasar utama dalam pelaksanaan Dhamma, yang mencakup semua perilaku dan sifat-sifat baik. Sila artinya kemoralan. Perilaku bermoral adalah perilaku yang sesuai dengan sila. Perilaku setiap manusia merupakan cerminan dari yang ditaatinya. Perilaku manusia dapat memperlihatkan diri manusia dalam tiga saluran yaitu: Pikiran, ucapan dan perbuatan jasmani. Perilaku yang dimaksud kadang baik (kusala) dan kadang buruk (akusala).
Perilaku manusia yang baik yang muncul melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan jasmani yang disebut sepuluh perilaku baik yaitu:

Melalui Pikiran:
1.abhijjha veramani (menghindari tamak, dan irihati)
2.Byapada veramani( menghindari itikat jahat)
3.Micchaditi veramani ( menghindari pandangan salah)

Melalui Ucapan:
4.Musavada Veramani ( menghindari kebohongan)
5.pisunavaca veramani (menghindari melakukan fitnah)
6.pharusavaca veramani (menghindari berkata kasar)
7.samphapalapa veramani (menghindari pembicaraan yang tidak berguna)

melalui Jasmani:
8.Panatipata veramani (menghindari pembunuhan)
9.adinadana veramani (menghindari pencurian)
10.abrahmacariya veramani (menghindari hubungan kelamin)

perilaku diatas merupakan bagian dari tingkatan seseorang untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.
Sila adalah keadaan yang dimulai dengan adanya kehendak pada seseorang yang pantang membunuh makhluk hidup, dst. Sila juga berarti kemoralan. Latihan sila bagi upasaka/ upasika disebut Pancasila, yang artinya lima aturan kemoralan. Pancasila merupaka suatu sikkhapada atau peraturan-pelatihan yang diberikan oleh Bhikkhu kepada upasaka/ upasika. Pancasila diberikan oleh Bhikkhu pada saat permohonan tuntunan tisarana pancasila yaitu:
1.Pannatipata veramani sikkhapadam sammadiyami
2.Adinadana veramani sikkhapadam sammadiyami
3.Kamesumicaccara veramani sikkhapadam sammadiyami
4.Musavada veramani sikkhapadam sammadiyami
5.Surameraya veramani sikkhapadam sammadiyami.

Lima sila diatas menunjukan sikap batin, penghindaran, dan pengendalian diri.
Umat awam seharusnya mempertahankan lima sila tersebut. Apa bila dilaksanakan akan membawa berkah dalam kehidupan ini maupun hidup selanjutnaya.
Dalam kelompok lima penggolongan Dhamma lima sila bagi umat awam harus dipertahankan. Kemudian pancasila merupakan bagian yang penting dalam kehidupan umat Buddha. Pada setiap puja bhakti pancasila ini selalu diulang untuk dibacakan.
Sila pertama kali diajarkan Sang Buddha kepada lima orang pertapa, pada bagian delapan jalan utama. Kelompok sila terddiri dari: ucapan benar, perbuatan benar, dan mata pencaharian benar. Ukuran manusia susila adalah apabila seseorang mampu berkata, berbuat, dan memiliki mata pencaharian benar.
Sila merupakan langkah pertama yang sangat penting didalam menjalankan ajaran Sang Buddha. Karena dengan sila yang sempurna sesorang akan mudah mengendalikan pikirannya.

Dalam samyuta nikaya V (143) Sang Buddha bersabda:
“ Apakah permulaan dari batin yang luhur? Sila yang sempurna kesuciannya.” Sedangkan dalam Brahmajala Sutta disebutkan bhawa seorang samana harus sempurna terlatih dalam sila.
Sila mrupakan keluhuran moral. Keluhuran moral berarti apa yang agung dan baik. Keluhuran ini merupakan sifat yang memberiakan rasa aman dan stabilitas kepada dunia. Keluhuran moral merupakan salah satu gizi tertinggi untuk hati. Keluhuran moral merupakan aspek penalaran yang menjamin benarnya perilaku kita. Suatu sifat yang dijunjung tinggi oleh makhluk-makhluk dunia. Tak ada seorang pun yang mengkritiknya, karena keluhuran berada di luar kritik. Begitulah keluhuran moral, atau prinsip penalaran.

Pembagian sila.
Pancasila berdasarkan jumlahnya, bobot, dan beban latihannya merupakan bagian dari culasila. Cula sila adalah sila yang paling sedikit jumlah peraturannya, yaitu: lima sila.

Manfaat melaksanakan Pancasila
Menghindari Pembunuhan makhluk hidup akan terlahir dengan kondisi jasmani sehat. Akan lebih lengkap apabila dibarengi dengan pengembangan Metta (cintakasih) dan karuna (kasih sayang). Disamping menghindari proaktip untuk melindungi.
Menghindari mengambil barang yang tidak diberikan merupakan suatu bentuk penghindaran terhadap keserakahan dan melatih kesabaran dengan cara menahan diri tidak memanfaatkan sesutau yang bukan miliknya. Selebihnya sila ini apa bila dilaksanakan akan membuat lebih menghargai apa yang dimilikinya.
Sila ketiga bermanfaat untuk menciptakan tanggung jawab untuk menjaga kehormatan keluarga, menjaga kehormatan diri sendiri, tempat tinggal dan milik sendiri.
Sila keempat bermanfaat untuk memperteguh kebenaran dan menghindari pelanggaran lisan yang bisa menimbulkan perpecahan.

Sila kelima bermanfaat untuk menjaga agar jasmani terlindungi dari bahaya yang membuat kerusakan. Menjaga ketenangan pikiran dan secara ekonomis tidak menghamburkan uang dengan perbuatan yang tidak bermanfaat dan waktu yang merugikan.
Pelaksanaan sila diawali dari diri sendiri, kemudian di kembangkan kepada keluarga. Keluarga yang memiliki keluhuran moral sebagai pembimbing dan pelindungnya akan aman. Anggota keluarganya dapat berbicara satu sama lainnya. Mereka tidak keras kepala atau semaunya sendiri. Sebaliknya mereka mau mendengarkan pendapat yang lain demi kelancaran dan kemajuan pekerjaan serta aspek-aspek kehidupan mereka lainnya. Sekalipun hanya sila, jika dipegang teguh, kedamaian keluarga akan terjaga. Lima sila itu bagaikan payung yang melindungi harta berharga kita, yaitu hati anggota keluarga, terutama suami dan istri, untuk menjaga agar mereka tidak dihancurkan atau dirusak oleh kekuatan nafsu yang tidak terbatas.

Sila yang telah kita ucapkan setiap saat dalam puja bhakti bukanlah janji kita terhadap makhluk adi kodrati atau kepada Buddha dan Bodhisatva. Namun sila itu kita ucapkan untuk mengingatkan kepada diri kita sendiri bahwa kita telah mengambil latihan sila untuk kontrol diri agar tetap disiplin dalam kondisi apapun.
Seseorang akan memperoleh kekuatan dengan menjalankan sila. Mereka akan merealisasi banyak manfaat seperti yang diajarkan oleh para Bhikkhu. Dengan melaksanakan sila seseorang akan memperoleh; jalan yang benar, kekayaan, bebas dari penyakit dan kesedihan. Hal yang sangat patut untuk dipuji bila seseorang berusaha untuk memurnikan sila-nya untuk mencapai kesempurnaan hidupnya. (Sugimin Hadi Wibowo)





tautan:
busga.blogspot.com/





Daftar Kepustakaan:

Patriarch Prince Vajrananavarorasa, Late Supreme, H.R.H. alih bahasa Jeto, Bhikkhu, 1980, Navakovada. Jakarta. Yayasan Dhamma Dipa Arama.

Patria Surabaya, Tim DPC, 2001, Apa Yang Sang Buddha Ajarkan? Surabaya.DPC Patria Surabaya.

Rashid, Teja. SM. 1997, Sila Dan Vinaya. Jakarta. Penerbit Buddhis Bodhi.

Sanjivaputta, Jan, 1990, Anda Herbivora atau Karnivora Lembaga Pelestari Dhamma

Sanjivaputta, Jan, 1990, Manggala Berkah Utama Lembaga Pelestari Dhamma

Wowor, Cornelis, MA. 1999, Hukum Kamma Buddhis Jakarta. Rora Karya

Widyadharma, Sumedha MP. 1994 Dhamma Sari Jakarta. Yayasan Pendidikan Buddhis Nalanda,


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda